Bogor. Menurut Kamus Oxford Kanada, etimologi dari Jambore adalah pada abad ke-19 yang tidak diketahui asalnya. Penyair Robert W. Service menggunakan istilah ini jauh sebelum Jambore Dunia pertama terselenggara. Dalam lagu yang berjudul Athabaska Dick yang dipopulerkan oleh Rolling Stone, yang dipublikasikan pada tahun 1912. Pada saat itu, kata Jambore berarti adalah sebuah pertemuan besar yang gaduh (riuh) (sumber: Wikipedia, ensiklopedia bebas). Hingga kini Istilah Jambore banyak digunakan, baik untuk kepramukaan, kebudayaan, hingga pertemuan anak-anak dalam jumlah besar.
Demikian pula halnya yang dilakukan oleh Rumah belajar JICT, yang baru-baru ini menyelengarkan kegiatan Jambore Rumah Belajar JICT yang ke delapan, yang diawali pada tahun 2009. Dengan demikian, perjalanan Jambore yang baru saja diselenggarakan bukalah yang pertamakali.
Dari tahun ke tahun, Jambore yang mengahdirkan anak-anak Rumah belajar JICT yang berasal dari tiga kecamatan ini mengangkat tema “Special Day, Special Life”. Tema tersebut merujuk pada situasi dimana anak-anak yang rata-rata adalah anak putus sekolah, pemulung, pekerja anak yang saat ini sedang belajar pada Rumah belajar JICT, agar bisa mendapatkan kesempatan untuk bermain, berwisata, belajar dan saling mengenal dengan teman baru mereka yang berasal dari Rumah belajar yang berbeda.
Kegiatan Jambore ini berlangsung hanya dua hari, yaitu mulai tanggal 23-24 Mei 2016, di Gunung Pancar, Bogor, dihadiri oleh 129 anak dari tiga Rumah belajar JICT yang ada di Priok, Koja dan Cilincing.
Jambore wujud pemberian kesempatan bagi anak-anak Rumah belajar yang selama ini difasilitasi oleh Jala Samudera Mandiri dengan didukung oleh JICT. Sehingga anak bisa belajar ditempat terbuka, dan mengenal lingkungan pegunungan yang selama ini jarang dikunjunginya. Acara jambore tidak hanya sekedar bersenang-senang, akan tetapi juga bisa menimba ilmu yang diperoleh dalam kegiatan jambore dengan pendekatan berbeda yang selama ini tidak dilakukan di Rumah belajar. Materi-materi yang disampaikan dalam jambore lebih dalam bentuk game, sehingga anak-anak dalam menerima pengetahuan bisa lebih mudah dan menyenangkan.
Jambore Rumah belajar JICT yang dibuka oleh Bapak Mustakim dihari pertama, langsung dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai Kepemimpinan, kerjasama dan entrepreneurship. Dilanjutkan pada hari kedua dengan kegiatan sharing terkait dengan success story dari salah satu alumni Rumah belajar JICT angkatan pertama. Sharing ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada anak-anak yang saat ini masih belajar di Rumah Belajar JICT. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan outbond.
Bagi anak-anak rumah belajar JICT, sebagaimana yang disampaikan oleh Surya, sangat memiliki makna penting untuk bisa saling kenal antar peserta belajar di rumah belajar JICT. Bahkan, rata-rata anak yang ikut kegiatan jambore sangat mengapresiasi kegiatan ini, sehingga diharapkan tahun depan bisa diadakan kembali. Meski saat pulang capek sudah terasa, akan tetapi senyum mereka seusai jamboree masih mengembang, karena ada pengalaman baru yang bisa diperoleh dalam kegiatan jambore kali ini.