Sebatang Lisong Dalam Pementasan Anak-Anak Rumah Belajar

Koja. “Menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang,berak di atas kepala mereka. Matahari terbit. Fajar tiba. Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan”.

Seiring dengan itu, wajah yang murung terus merangkak berjalan dengan tertatih-tatih. Sorot mata yang tajam, seolah menatap kehidupan yang sedemikian keras. Itulah sebagaian dari adegan monolog yang dimainkan oleh Eky, salah satu anak Rumbel JICT di Koja. Adegan ini mengambil dari sebuah puisi “Sebatang Lisong” dari karya WS. Rendra. Selain Monolog juga dilanjutkan dengan drama dan pementasan musik.

Pementasan teater dan musik ini merupakan bagian dari kegiatan yang rutin dilakukan oleh Rumah Belajar JICT di Koja. Ini merupakan pementasan yang kedua kalinya, sebagai bentuk untuk memberikan ruang bagi anak-anak Rumah Belajar JICT di Koja dalam mengembangkan ekspresi berkesenian anak-anak yang telah lama berlatih berteater dan bermusik.

Menurut Rendy, kegiatan berkesenian ini dapat mendorong anak-anak untuk meningkatkan mental anak-anak ke arah yang lebih baik melalui kegiatan berkesenian. Lebih lanjut Rendy sebagai pengajar musik, menyatakan, “bahwa animo anak-anak dalam mengikuti kegiatan teater maupun bermusik cukup bagus” ujarnya. Kegiatan berkesenian di Rumah belajar JICT di Koja selama ini dilaksanakan satu minggu sekali di rumah belajar.

Pementasan yang dilaksanakan di Rumah belajar selama ini tentunya menjadi agenda rutin yang dilaksanakan dua bulan sekali, sehingga untuk mengetahui perkembangan anak-anak dalam pembelajaran teater dan bermusik. Anak-anak juga semakin tertantang untuk leih maju lagi.